Sabtu, 23 April 2011

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS VIIIC SMP N 1 KEDUNGBANTENG SEMESTER DUA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

ABSTRAK

Hasil Ulangan Akhir Semester Ganjil Kelas VIII SMP Negeri 1 Kedungbanteng yang baru saja dilaksanakan ternyata hasilnya masih jauh dari yang diharapkan. Siswa kelas VIII dikatakan telah tuntas jika sudah memenuhi nilai minimal (KKM) 64, dan dapat dikatakan tuntas belajar secara klasikal apabila telah memenuhi 85% yang telah tuntas.
Hasil Ulangan Akhir Semester Ganjil dari 3 kelas yang diampu peneliti terlihat bahwa tidak ada yang tuntas dan rata-rata nilai UAS yang terendah adalah kelas VIII C yaitu 49,10 dan ketuntasan belajarnya hanya 7%.
Hasil UAS Semester Ganjil yang rendah, ternyata diikuti dengan respon yang rendah selama mengikuti pelajaran. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengamatan peneliti bahwa siswa kelas VIIIC cenderung pasif, takut bertanya, dan tidak konsentrasi selama mengikuti pelajaran Matematika. Untuk itu penulis mempunyai pandangan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIIC perlu adanya model pembelajaran yang lain, yang menitikberatkan pada keaktifan siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) diharapkan dapat menjawab kekurangan dari model pembelajaran yang sudah pernah dilakukan di semester ganjil.
Pelaksanaan kegiatan ini dimulai bulan Desember 2009 sampai dengan bulan Maret 2010. Pada penelitian tindakan kelas ini mengambil subyek siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Kedungbanteng pada semester 2 tahun pelajaran 2009/2010. Ada 4 sumber data primer yang digunakan sebagai dasar penelitian kelas ini yaitu nilai kondisi awal, siklus 1, siklus 2 dan siklus 3. Pokok-pokok kegiatan tiap siklus meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Hasil dari tiap tindakan adalah terjadi peningkatan nilai rata-rata kondisi awal ke kondisi siklus 1 yaitu sebesar 16,56 atau kenaikan hasil belajar sebesar 49% dan terjadi kenaikan hasil belajar kondisi siklus 1 ke siklus 2 untuk nilai kelompok yaitu sebesar 8% dan terjadi penurunan hasil nilai rata-rata sebesar 0,2. Untuk nilai rata-rata individu di kondisi siklus 2 terjadi penurunan yaitu sebesar 5,86 atau terjadi penurunan hasil belajar sebesar 15%. Dan ternyata terjadi kenaikan nilai rata-rata kondisi siklus 2 ke siklus 3 untuk nilai kelompok yaitu sebesar 60% atau kenaikan hasil belajar kelompok 30,2 dan terjadi kenaikan hasil belajar individu sebesar 44% atau kenaikan hasil belajar individu sebesar 15,84.
Hasil dari pengamatan peneliti adalah secara klasikal siswa sudah bisa melakukan diskusi dengan baik, siswa mengerjakan setiap soal secara individu, siswa saling memeriksa jawaban teman satu kelompok, siswa yang belum paham menjadi terbantu, sikap mengganggu tidak ada karena semua siswa merasa bertanggungjawab terhadap hasil diskusi kelompoknya, siswa merasakan manfaat yang positif dengan adanya belajar kelompok, siswa dapat bekerja sama, dan siswa bisa saling bertukar pikiran.